Seperti yang saya katakan di tulisan sebelumnya, bahwa menilik sejarah itu penting, selain tidak ketinggalan informasi, anda juga akan selalu punya cerita untuk anak cucu nanti, atau mungkin murid- murid anda
Selamat Membaca :) Bacaan ini bersumber dari Buku " Masa Kuasa Belanda di Papua ( 1898- 1962) " Karya Ibu Rosmaida Sinaga.
24 Agustus 1828 : Didirikan Fort Du Bus di Teluk Triton. Pendirian benteng ini dimaksudkan untuk menegaskan kepemilikan Belanda atas Nieuw Guinea bagian barat / Tanah Papua.
20 Februari 186 : Fort Du Bus ditinggalkan oleh serdadu Belanda yang menjaga benteng itu karena sikap permusuhan penduduk di sekitarnya dan lokasinya yang tidak sehat. Penjaga pos itu banyak yang menderita malaria, kudis dan typus sehingga menelan korban 110 0rang selama pendudukan di benteng itu ( 1826 - 1836.)
5 Februari 1855 : Dimulai Pekabaran Injil di NNG yang ditandai dengan kedatangan Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler di Pulau Mansinam, Teluk Doreh , Manokwari. Ottow dan Geissler merupakan perintis pertama untuk pekabaran inil di NNG / Tanah Papua.
7 Desember 1892 : Didirikan pos pemerintahan Belanda di Selerika ( Sarire), Merauke. Pendirian pos ini dimaksudkan untuk menerbitkan Suku Tugeri ( Marind -Anim), Penduduk asli pantai selatan Nieuw Guinea yang sering melakukan perompakan dan pengayauan ke daerah yang dikuasai Inggris di Nieuw Guinea Bagian Timur ( sekarang PNG ).
20 Desember 1892 : Pasukan penduudukan pos Selerika diserang oleh Suku Tugeri sehingga pada 6 januari 1893 pos itu ditinggalkan.
23 Desember 1892 : Dilakukan ekpedisi pemantauan wilayah ke Nieuw Guinea Selatan oleh organisasi dagang dan perkenier Banda dan Gazaghebber G.W. van Ahec. Dari hasil ekspedisi ini diketahui bahwa daerah Nieuw Guinea Selatan mempunyai potensi yang baik untuk perkebunan, produk laut , produk hutan, dan eksploitasi agraria. Daerah ini menghasilkan kelapa, kumis kucing, pala liar, dammar, mutiara, tripang dan jenis kerang lainnya.
1 Maret 1893 : Diadakan pertemuan di pantai barat daya Nieuw Guinea antara Residen Ternate J.Bensbach dan Letnan Gubernur Jenderal Inggris di Nieuw Guinea bagian timur Sir Wiliiam Mac Gregor. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas persoalan suku Tugeri.
16 Mei 1895 : Diadakan perjanjian Den Haag yang menetapkan Pulau Nieuw Guinea dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian barat dikuasai oleh Belanda dan bagian timur dikuasai Inggris dan Jerman. Bagian barat yang dikuasai oleh Belanda dinamakan Nederlands Nieuw Guinea (NNG) . Bagian Timur dibagi dua wilayah yaitu wilayah Wilhelmstad dikuasai oleh jerman dan wilayah papua dikuasai inggris.
5 Februari 1898 : Pemerintah Belanda menetapkan pembentukkan dan pembagian administratif wilayah pemerintahannya di NNG yang ditandai dengan pembangunan Afdeeling Nieuw Guinea Utara dan Afdeeling Nieuw Guinea Barat dan selatan.
8 November 1898 : Residen Ternate Dr. Horst melantik L.A van Oosterzee sebagai kontrolir pertama di Afdeeling Nieuw Guinea Utara
1 Desember 1898 : Residen Ternate Dr. Horst melantik J.A. Kroesen sebagai kontrolir pertama di Afdeeling Nieuw Guinea Barat dan Selatan.
Desember 1899 : Suku Tugeri membunuh tiga perwira kapal generaal ( Kapan Uap milik KPM )
Februari 1900 : Gubernur Jendral memerintahkan J.A. Kroesen untuk menangkap orang Tugeri yang membunuh awak kapal generaal.
19 Juli 1900 : Duta Besar Inggris di s'Gravenhage memberitahukan kepada Menteri Luar Negeri Belanda W.H. van Beaufort bahwa sekelompok Suku Tugeri menyerang penduduk di wilayah Nieuw Guinea Inggris pada Desember 1899. Beaufort mendesak pemerintah Belanda untuk menindak Suku Tugeri dn mengembalikan penduduk Nieuw Guinea Inggris diculik oleh suku Tugeri serta membayar ganti rugi atas kerugian penduduk akibat serangan tersebut.
18 Juni 1901 : Gubernur Jendral menetapkan pembukaan pos pemerintahan Belanda di Nieuw Guinea Selatan yaitu Afdeeling Nieuw Guinea Barat dan Selatan dibagian menjadi dua Afdeeling yaitu Nieuw Guinea Barat dan Nieuw Guinea Selatan.
14 Agustus 1905 : Para misionaris dan Kongregasi Hati Kudus tiba di Merauke untuk menyebarkan agama Katolik kepada penduduk pribumi di Afdeeling Nieuw Guinea Selatan.
Pada 1909 : Dibuka pos pemerintahan di Teluk Humboldt dan diangkat J.A.W. Coenen sebagai gezaghebber di pos itu.
Pada 1910 : Diadakan perubahan pembagian administratif wilayah Afdeeling Nieuw Guinea Barat dan Afdeeling Nieuw Guinea Bagian Utara dengan memisahkan wilayah Kepulauan Raja Ampat kecuali Misool dari Afdeeling Nieuw Guinea Barat dan menggabungkannya dengan Afdeeling Nieuw Guinea Utara. Adapun alasan perubahan pembagian administratif wilayah dimaksudkan adalah tidak adanya hubungan pelayaran yang teratur antara wilayah Kepulauan Raja Ampat dan Fak-Fak , tetapi Kepulauan Raja Ampat mempunyai hubungan pelayaran yang lebih dengan Manokwari. Dengan demikian , asisten residen Nieuw Guinea Utara lebih siap untuk melakukan pengawasan pemerintahan di Kepulauan Raja Ampat.
1 Januari 1911 : Pemerintah Hindia Belanda menetapkan pemberian subsidi kepada semua sekolah swasta yang ada di NNG.
1 Oktober 1911 : Afdeeling Nieuw Guinea Barat dipisahkan dari Karesidenan Ternate dan digabungkan dengan Karesidenan Ambon.
1 Oktober 1913 : Diadakan perubahan status Afdeeling Nieuw Guinea Selatan dari wilayah otonom menjadi suatu afdeeling yang ditempatkan di bawah Karesidenan Ambon. Bersamaan dengan waktu perubahan status tersebut diadakan perluasan pemerintahan di afdeeling itu yang ditandai dengan penempatan seorang gezaghebber di Okaba dan seorang lagi Kumbe.
1918 : Dibuka pos pemerintahan baru di Merauke Hulu dan Boven Digul.
17 Juli 1918 : Dilakukan perluasan wilayah pemerintahan dengan pemerintahan dengan pembukaan pos pemerintahan di wilayah Kepulauan Schouten, kelompok Yapen dan daerah pantai Waropen antara sungai Wapangga dan Sungai Mamberamo.
1 April 1920 : Dibentuk Karesidenan Nieuw Guinea dan diangkat C . Lulofs menjadi residen Nieuw Guinea
1921 : Para Misionaris membuka tiga sekolah rakyat pertama di kampung - kampung pantai Merauke
Oktober 1922 : Daerah Afdeeling Nieuw Guinea Selatan tertutup untuk pemburuan burung.
16 Juli 1923 : Dewan Hindia Belanda memutuskan tentang penghapusan Karesidenan Nieuw Guinea dan penggabungannya denga Karesidenan Ambon.
Pada 1924 : Dibuka pos pemerintahan dan rumah sakit di Muting . Pembukaan pos pemerintahan dan rumah sakit tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pemerintah melakukan pemberantasan penyakit kelaman di pedalam Nieuw Guinea Selatan.
Pada 1925 : Status Karesidenan Ambon berubah Gubernemen Ambon. Di Nieuw Guinea juga diadakan perubahan pembagian admnistratif wilayah pemerintahan yaitu penggabungan Afdeeling Nieuw Guinea Utara dan Afdeeling Nieuw Barat menjadi satu Afdeeling yaitu Afdeeling Nieuw Guinea Utara dan Barat yang ditempatkan di bawah Karesidenan Ternate . Afdeeling Nieuw Guinea Selatan diturunkan statusnya menjadi onderafdeeling yaitu onderafdeeling Nieuw Guinea Selatan yang ditempatkan di bawah Karesidenan Ambon.
10 Desember 1926 : Pos pemerintahan di Boven Digul menjadi sebuah ondefardeeling yang dimaksukkan menjadi bagian dari Karesidenan Ambon.
to be continued.....
Sumber : Sinaga, Rosmaida. 2013. Masa Kuasa Belanda di Papua 1898 - 1962. Depok. Komunitas Bambu. 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar