Januari 04, 2020

PESONA BUMI ANIM-HA (PART.1)








 SURGA KECIL DI SELAT MARIANA
 BUMI ANIM HA
Oleh : Febspiration,2019
Sebuah Perjalanan baru membawa saya menuju Bumi Anim-Ha. Bumi Anim-Ha yang dalam bahasa Marind Anim yang berarti “ Manusia Sejati “  adalah julukan/sebutan bagi Kab.Merauke yang disebut-sebut dalam syair lagu nasional yang terletak di sisi selatan Provinsi Papua terhampar 46.791,63 km persegi dengan luas perairan 5.089,71 km persegi. Malind Anim adalah suku yang menjadi tuan rumah di tanah datar ini. Mereka menghuni empat penjuru mata angin dengan tujuh marga besar yakni Gebze, Kaize, Samkakai, Ndiken, Mahuze, Bragaize, dan Basik-basik. Di kabupaten ini terdapat 7 (tujuh) Kawasan KSA/KPA, dimana 6 (enam) diantaranya adalah kawasan konservasi ( 1 Cagar Alam dan 5 Suaka Margasatwa) dan 1 adalah Taman Nasional Wasur. Hal ini membuktikan bahwa tempat ini memiliki pesona alam yang tidak kalah indahnya dengan daerah lainnya di Indonesia.
Sebuah ciri khas dari Perjalanan di Bumi Animha dan sekitarnya jika menggunakan perahu baik speedboat maupun longboat adalah perjalanan kita akan terpengaruh dengan pasang surut air laut. Dimana ada jam-jam tertentu yang perlu diperhatikan untuk dapat keluar dan masuk ke suatu pulau. Umumnya air laut akan surut mulai dari pukul 02.00 WIT Pagi dan Pasang kembali pukul 09.00 WIT Pagi ( di sisi utara pulau kimaam dan sekitarnya) namun pada sisi selatan yang bersentuhan langsung dengan laut justru sebaliknya air akan menjadi surut pada pukul 08.00 – 09.00 WIT Pagi dan akan kembali pasang mulai pukul  14.00 WIT Siang – Subuh. Bagi masyarakat yang bermukim  pada pulau-pulau di Selat Mariana dan sekitarnya tentunya sangat memahami hal ini dan harus pintar-pintar membaca waktu dan cuaca karena bisa saja jam-jam air pasang surut ini berubah di hulu dan hilir. Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam perjalanan kami dan  menjadi pengalaman yang tidak terlupakan tentunya. 
Kali ini perjalanan menjelajah alam membawa tim kami ke 3 ( tiga) Pulau kecil di sisi barat daya Kab.Merauke dengan mengarungi Selat yaitu Selat Mariana, nama yang cantik untuk sebuah selat tetapi tidak dengan arus dan ombaknya. Selat ini dikelilingi oleh 4 (empat) Suaka Margasatwa cantik dan 3 (Tiga) di antaranya adalah : Suaka Margasatwa Pulau Komolom, Suaka Margasatwa Pulau Savan dan Suaka Margsatwa Pulau Pombo . Agar dapat sampai ke tempat ini memerlukan beberapa kali pergantian alat transpotasi. Perjalanan dimulai dari Jayapura dengan menggunakan Pesawat ke Merauke, lalu dilanjutkan dengan pesawat caravan dari Kota Merauke ke Distrik Kimaam dan Dari Distrik Kimaam dilanjutkan dengan jalur laut menggunakan speedboat menuju ke kawasan suaka margasatwa ini. Ketiga nama pulau ini pun masih terasa asing bagi beberapa kalangan masyarakat yang tinggal di Kota Merauke padahal menyimpan pesona keanekaragaman hayati yang begitu indah.

v  PULAU KIMAAM
 Pulau Kimaam terpisah dengan daratan Merauke, terletak di sebelah selatan Papua. Pulau ini ditemukan warga Belanda, Frederik Hendrik. Orang setempat menyebut pendduduknya Suku Marind Sub Suku Khima-Khima. Sedangkan Selat Mariana adalah nama pemberian sir,Hendrik. Setelah indonesia masuk, nama pulau ini berubah menjadi Pulau Yos Sudarso, salah satu angkatan laut yang gugur di Laut Arafura . 
Sebelum menuju ke pulau-pulau tersebut kami transit dan menginap di Kimaam selama 1 
( satu ) hari sambil mempersiapkan berbagai bahan kontak untuk persediaan kami selama di pulau nanti. Kimaam adalah salah satu distrik dari Kab.Merauke yang sudah ada sejak zaman penjajahan belanda. Di daerah ini sinar matahari cukup terik dan merupakan salah satu lumbung padi bagi Kota Merauke dan sekitarnya. Kita akan menjumpai banyak sawah milik masyarakat disini. Mayoritas masyarakat yang hidup disini adalah berburu, mencari dan bertani. Selain itu juga fasilitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi sudah lengkap dan tersedia di kimaam,Pasokan Listrik menyala dari jam 6 sore – 12 malam dan dari jam 6 pagi – 12 siang. Keamanan pun terjaga karena ada pos penjagaan TNI . Selain Fasilitas Bandara Kimaam pun memiliki Pelabuhan sehingga Kimaam menjadi pintu akses di selatan dan salah satu pusat kegiatan dan tempat transit untuk berdagang bagi masyarakat yang membawa hasil dari pulau-pulau untuk dijual disini. pada sore-sore tertentu masyarakat akan membawa hasil dari laut untuk dijual di pinggir jalan berbagai ikan sungai hingga kepiting segar dijual atau kadang daging rusa pun dijual untuk dikonsumsi warga.
Kimaam juga menjadi salah satu tempat pelarian yang dipilih oleh orang-orang dari Kota Merauke untuk sejenak beristirahat , di sini sudah banyak penginapan dan didatangi oleh berbagai latarbelakang, dan ada pula yang menyediakan jasa WiFi. Sinyal telepon juga sangat bagus. Fasilitas pendidikan juga sudah lengkap mulai dari TK Hingga SMA dan SMK. Banyak anak-anak dari kampung yang datang dan bersekolah di Kimaam. 




                                                     ( Gambar.1. Suasana pagi di Distrik Kimaam)


                 ( Gambar. Suasana Senja Distrik Kimaam, dengan latar sawah milik transmigran  )


                                             (Gambar. Jenis pesawat yang digunakan adalah ATR, dari Susi Air)



( Gambar. Pasar sore di Kimaam, Cari seafood segar tidak akan susah dan super murah )



Diluar dari berbagai permasalah pelik yang terjadi di Kimaam, satu hal menarik yang wajib disaksikan adalah Festival Ndambu. Kegiatan ini adalah acara adat yang dilakukan turun temurun dengan konsep memamerkan hasil panen atau hasil bumi milik masyarakat. setempat. 
Inti dari ritual ini mengajarkan soal kerja keras dan memenuhi kebutuhan keluarga. Festival ini diadakan pada pertengahan Tahun sekitar Juli-Agustus, jarang ada info pasti jadi kita yang harus lebih update informasi kalau ingin menyaksikan festival ini. Saya kemaren belum sempat menyaksikannya, semoga di lain waktu bisa berjodoh dengan festival ini.Info lebih lanjut bisa di cari di beberapa sumber di internet .

Well, Sekian sedikit bahasan soal Kimaam, dan Setelah mendapatkan kontak driver/motoris kami dan membuat janji dengan masyarakat yang akan mengantarkan kami ke pulau, esok paginya sekitar pukul 08.00 WIT pagi kami bergegas menuju dermaga saat air mulai pasang dan mulai keluar dari Kimaam menuju Pulau  Tujuan Kami. Selain Mempersiakan diri, alat dokumentasi, barang tim, tentunya kita perlu menyiapkan parang karena meskipun kita melewati rawa yang airnya sudah pasang ,tetap saja pasti akan tersangkut di beberapa titik sehingga alat pemotong seperti parang sangat penting untuk disiapkan dalam perjalanan seperti ini.

Demikian Part.I Pesona Bumi Anim-Ha , sampai jumpa di Part.II dimana perjalanan sesungguhnya dimulai. 

Kritik, saran dan masukan kalian sangat berharga bagi kemajuan tulisan -tulisan ini.. 
Semoga menginspirasi dan menggugah selera kalian untuk berpetualang.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar